Lapak 'Sharing' Sorang Santri Indonesia di Maroko

Pesan Syeikh Abdul Mun'im bin Shiddiq al Ghumary Kepada Pelajar Indonesia

Santri Maroko - Hari ini, Kamis, 20 Desember 2018 aku harus bergegas menuju Zawiyah al Shiddiqiyah Tangier untuk mempersiapkan acara khataman sebuah kitab yang kami kaji setiap Kamis saat libur kuliah akhir pekan. Adalah kitab Ushul at Takhrij wa Dirosah al Asanid yang kita kaji bersama Maulana Syeikh Abdul Mun'im bin Shiddiq al Ghumary.

Sebuah kesempatan yang amat berharga bisa belajar disiplin ilmu hadits kepada salah satu pakar ilmu hadits Maroko, bahkan dunia. Iya, Syeikh Abdul Mun'im merupakan salah satu penerus generasi pakar hadits dari keluarga Ghumariyyin. Ayahnya, kakeknya, hingga paman-pamannya adalah orang yang sangat alim di bidang hadits, ushul, tasawuf, dan ilmu syariat lainnya. Sebenarnya, ingin sekali aku ceritakan siapa itu keluarga al Ghumary, tapi pasti jadinya akan sangat panjang, jadi lain kali saja.

Ini adalah khataman kitab untuk kali kedua bersama Maulana. Sebelumnya tahun lalu kami telah mengkhatamkan kitab Al I'lam bi Anna at Tashowwufa min Syariat al Islam, sebuah kitab seputar dalil-dalil legalnya ajaran Tasawuf di mata syariat. Kami sangat bersyukur karena lokasi tempat kami kuliah dekat dengan orang sekaliber Maulana. Meskipun aku pribadi tidak selalu bisa bermulazamah dan mengikuti pengajian secara sempurna, namun aku yakin, pasti ada kebaikan yang mampu ku peroleh.

Tidak banyak yang ikut serta pada kesempatan kali ini. Runtutan acara dimulai dengan pembukaan oleh MC, pembacaan ayat-ayat al Qur'an dan Qasidah al Tawassul bi Kutub al Hadits al Syarif, sambutan santri, Maudhoh Hasanah dan doa serta penutup. Dalam mauidhoh hasanah yang diberikan, Syeikh menyampaikan banyak pesan dan petunjuk kepada kami.

Mata hari bersinar cukup cerah di luar sana, namun hawa dingin karena efek musim dingin masih kuat terasa di dalam ruangan zawiyah ini. Maulana menegaskan bahwa di jaman sekarang ini sudah jarang sekali orang yang menguasai hadits dan ilmu hadits. Padahal disiplin ilmu ini mempunyai kedudukan tinggi di mata syariat. Untuk itu sudah seharusnya sebagai tholibul ilmi harus mempunyai kesadaran dan perhatian besar terhadap ilmu ini.
Foto bersama Syeikh Abdul Mun'im bin Shiddiq al Ghumary

Tujuan utama kedatangan kita di negeri ini adalah MENUNTUT ILMU, begitulah beliau mengingatkan. Maka sudah sepatutnya kita tidak menyia-nyiakan waktu dan kesempatan besar ini. Kesempatan berada di bumi yang penuh dengan ilmu dan ulamanya ini. Kitalah harapan keluarga dan umat di masa depan.

Maulana menyarankan kami agar meluangkan waktu setiap hari atau dua minggu sekali membuka dan membaca kitab hadits, seperti Shohih Bukhori maupun al Jami' al Shogir. Tidak perlu dipahami syarahnya, cukup dibaca dan dilafalkan dengan suara keras hingga terasa dalam hati. Karena dengan membiasakan hal seperti ini, maka lama kelamaan hati kita akan terbuka dan sedikit banyak akan ada yang tersisa dalam memori.  Membaca kitab hadits juga mempunyai kebaikan dan barokah yang teramat besar. Jika tidak sekarang, pasti barokah itu akan tampak di hari kemudian.

Selain seputar hadits dan ilmunya, Maulana juga menganjurkan kita agar mempunyai perhatian besar terhadap ilmu lainnya, agar membaca lebih banyak literatur-literatur Islam. Dengan membaca lebih banyak, maka memungkinkan kita untuk mempunyai lebih banyak pedoman terhadap kata yang terucap, serta memungkinkan kita berbicara berdasarkan dalil dan referensi. Dan inilah yang dibutuhkan seorang alim yang sebenarnya. Selain itu dengan mebaca buku dan kitab, kita juga dapat mengetahui metodologi seorang penulis terhadap buku yang ditulisnya.
Bincang ringan sembari menikmati hidangan

Usai doa yang dilantunkan sekaligus menandai berakhirnya acara, kami berfoto bersama dan menyantap hidangan yang kami siapkan sebelumnya. Menu nasi briyani dengan aromanya yang khas disajikan bersama daging ayam. BAROKAH. Syeikh tampak menikmati hidangan ini. Alhamdulillah.

2 Responses to "Pesan Syeikh Abdul Mun'im bin Shiddiq al Ghumary Kepada Pelajar Indonesia"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel